Oleh, Mang Oejank Indro, tinggal di http://mangoejankindro.blogspot.com
Friday, April 29, 2011
Do’a Slamet
Thursday, April 28, 2011
DIK (Sebuah Novel) : Bagian III Pelamar
Bagian III
Pelamar
Kotak
hitam dengan balutan ukiran klasik tergeletak di meja ruang tamu, dirumah ibu
Halimah. Duduk di kursi reot dua orang pria berpenampilan agak rapi. Meraka
adalah Parman dan H. Sodikin. Sepertinya ada perbincangan serius diantara
ketiga orang ini. Tapi apa? Hal itu yang sedang ditebak oleh Yenia di balik
kelambu. Ia sedang mengerjakan proyek kecil, yaitu menghiasi kupluk (jilbab) dengan merci bervariasi.
Masyarakat sekitar menyebutnya krepos. Profesi in sudah ia jalani selama dua
tahun. Biasanya Yenia mendapat upah Rp. 2.000 / pcs. Kali ini Yenia benar-benar
merasa gugup. Sudah berulangkali orang-orang desa sekitar mengunjungi rumahnya
dua bulan terakhir. Kebanyakan adalah pemuda dan orang tuanya. Jadi, Yunia
mengerti betul apa yang diinginkan orang-orang tersebut. Melamarnya? Iya.
Begitulah.
DIK (Sebuah Novel) : Bagian II Euforia Mahasiswa Baru
Bagian II
Euforia Mahasiswa Baru
Selembar
kertas tersemat usang menyelinap di jari-jarinya. Lembaran kertas tertata rapi
dalam map kuning tua. Pagi ini zunia sedang berdiri tanpa jenuh menunggu
giliran daftar ulang di Universitas Indonesia, Depok. Sekitar 4.000 manusia
muda berjubel di Balairung UI. Sebuah gedung besar yang terletak diantara danau
dan rektorat UI. Jika dilihat dari lantai 8 gedung rektorat, bentuknya seperti
segitiga besar dengan pondasi kokoh menahannya. Dibeberapa titik berkeliaran
pemuda-pemudi berseragam sok militer.
Mereka menamakan diri sebagai MENWA (resimen mahasiswa) UI. Markas mereka
terletak di dekat Gerbatama UI. Keringat mulai menghujan dari balik pori-pori
kulit Zunia. Sang mentari menyelinap sesekali dari rindang pohon asam. Sudah 2
jam ia hanya berputar-putar menunggu antrean.
Zunia
bergegas menuju sisi utara balairung UI. Rok hitam yang merumpai indah sedikit
menahan
Sunday, April 17, 2011
Namaku Aisyah
oleh, Mang Oejank Indro, tinggal di htpp://mangoejankindro.blogspot.com
Namaku Aisyah, masih gadis atau
perawan. Usiaku sekarang 18 tahun. Bapakku seorang Kiyai, pemangku pondok
pesantren Al-Harun. Menulis sudah menjadi kegemaranku. Membaca apalagi. Setiap
kaluar rumah aku mengenakan jilbab. Tidak lebar, tidak memakai kaus kaki juga.
Bajuku tidak terlalu ketat, tidak pula ngelombyor.
Mengenakan celana pun tidak riskan.
Kegemaranku berkelahi. Karate olah raga favoritku. Tak peduli aku anak pemuka
agama atau bukan. Bapak dan Ibuku tidak melarang. Mereka memberi kebebasan
kepadaku untuk menjadi diriku. “Tuhan tidak pernah melarang manusia masuk
neraka.” Itulah kalimat yang sering aku lontarkan kepada orang-orang yang
sempit pikiran dan hatinya. Tapi aku bukan manusia penggila surga, meskipun aku
selalu merindukan tempat itu.
Tuesday, April 12, 2011
Menyoal “Wakil Tuhan” di Indonesia :Kajian Fatwa MUI Tentang Ahmadiyah
Oleh,Mang Oejank Indro, tinggal di http://mangoejankindro.blogspot.com
--Tulisan ini adalah sitiran dari Jurnal Ilmiah berjudul Respon Tokoh Islam Atas Fatwa MUI
Tentang Gerakan Ahmadiyah Indonesia karya Ahmad Subakir,
Ilham Mashuri dan M Asror Yusuf, STAIN Kediri, 2008--
Tulisan
ini bukanlah lembaran luas tentang sepak terjang jamaah Ahamdiyah di Indonesia.
Sebagai Negara sekuler yang meng-“halal”-kan enam keyakinan beragama, Indonesia
memiliki Majelis Ulama Indonesia (MUI) – yang seolah-olah mewakili “Tuhan”
sebagai eksekutor terhadap masalah keyakinan keagamaan, dalam hal ini agama
Islam. Fungsi MUI tidak jauh berbeda dengan Konferensi Waligereja Indonesia
(KWI) bagi umat katolik atau PGI (Persatuan Gereja-gereja Indonesia). Sejarah mencatat
bahwa Jamaah Ahmadiyah sudah mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan
sejak masuk ke Indonesia. Sejak berkiprah di Sumatera, Ahmadiyah sudah mendapat
kecaman dari Abdullah Ahmad dan Abdul Karim Amrullah. Sehingga terbitlah buku Al Qaul ash Shohih guna meredam paham
Ahmadiyah. Sampai saat ini kejadian yang berujung pada kekerasan terhadap
Ahmadiyah memang sangat riskan. Apalagi di Negara yang berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945, serta bersemboyan Bhineka Tunggal Ika.
R(b)obohnya “Wakil” Kami
Oleh, Mang Oejank Indro,
tinggal di http://mangoejankindro.blogspot.com
Sebelum berkelana dalam isi opini nakal ini, baiknya
anda menyimak dengan seksama frasa yang amburadul, yang sengaja saya tempel
sebagai judul tulisan ini. Jika AA Navis ter-legenda-kan atas karya Robohnya Surau Kami, saya mencoba
memodifikasi dengan Robohnya “Wakil” Kami
dengan selipan huruf “B”, tujuannya adalah mengajak pembaca mencerna
kejadian-kejadian “bodoh” yang dipentaskan wakil rakyat kita. Tanpa mengurangi
rasa hormat, tulisan ini hanya tertulis untuk menghormati rakyat yang sudah
dibodohi.
Mengikuti perkembangan pembangunan gedung baru DPR
yang rencananya “berkasta” 36 lantai yang menelan biaya 1,138 T – belum
termasuk furniture, sistem keamanan, sistem informasi. Saya, sebagai seorang
mahasiswa merasa terpental. Kenapa? Lha,
bukannya Yang Mulia Marzuki Ali hanya meng-iya-kan argumentasi orang-orang
elite dan pinter saja, bukan? Tapi, dalam benak saya muncul sebuah pertanyaan,
“Memang seberapa pintar orang-orang di DPR?
Friday, April 8, 2011
Berlabu di Perpustakaan Baru UI (Bagian I)
Oleh Mang Oejank Indro
tinggal di http://mangoejankindro.blogspot.com
--Apresiasi, Prestasi, dan Kontroversi-- (Bagian I)
Pertama kali saya menginjakkan
kaki di Universitas Indonesia, saya tercengang mellihat pemandangan yang
menakjubkan di dekat sebuah danau yang diapit 4 bangunan besar. Balairung UI,
Rektorat UI, Masjid UI, dan bangunan besar dengan atap agak berumput – yang
kata orang futuristik, Perpustakaan.
Awalnya, bangunan super megah tersebut, menurut naluri ke-desa-an saya, adalah
pusat administrasi dan relaksasi UI. Nah, baru setelah saya nyantri di UI, saya sadar itu bukanlah
sebuah tempat pusat administrasi baru UI ataupun Mall of Universitas Indonesia. Pencapaian UI dalam hal
bangun-membangun bangunan memang cukup baik. Terbukti pada tahun lalu sudah
lebih dari 3 bangunan terpatri di kampus UI, Depok.
Terlepas dari hal bangun-membangun. UI memang sedang berlari mengejar status World Class Research University. Atas target itulah, UI sangat rajin bangun-membangun penampilan fisik kampus UI. Salah satu yang menjadi topik hangat adalah perpustakaan baru UI yang terbilang megah. Bayangkan, bangunan “berkasta” delapan lantai tersebut memiliki toko buku, bank, cafeteria, fitness center, bioskop, ruang pertemuan, slide room, dan banyak lainnya.
Wednesday, April 6, 2011
Perpustakaa Bersama
DuniaPerpustakaan.Com– Ada yang mengatakan bahwa untuk merubah sesuatu tidak cukup hanya dengan kritik dan bicara semata. Dibutuhkan sebuah usaha yang nyata untuk mewujudkan apa yang kita kritik dan apa yang kita bicarakan. Walaupun sebenarnya tidak ada yang melarang jika ada orang yang lebih memilih untuk menyukai banyak bicara semata daripada melakukan aksi nyata. Semua memang punya hak untuk menentukan pilihan dan silahkan kita memilih mana yang terbaik untuk kita dan masyarakat di sekitar kita pada umumnya.
Seperti yang dilakukan kawan-kawan di Jl. Sunan Giri IV/63 Gresik – Jawa Timur ini. mereka membuat sebuah aksi yang mungkin oleh sebagian itu dianggap biasa saja. Tapi bagi duniaperpustakaan, itu sesuatu yang luar biasa.
Seperti yang dilakukan kawan-kawan di Jl. Sunan Giri IV/63 Gresik – Jawa Timur ini. mereka membuat sebuah aksi yang mungkin oleh sebagian itu dianggap biasa saja. Tapi bagi duniaperpustakaan, itu sesuatu yang luar biasa.
Sunday, April 3, 2011
Konstruksi Dasar ke-Islam-an
Terdapat beberapa penafsiran tentang definisi akidah.
Dalam Kamus al-Munawwir Arab-Inonesia,
akidah diartikan sebagai ikatan, sangkutan, atau simpul, membangun lengkung,
mengokohkan, membuat, dan mengadakan perjanjian. Secara lengkap akidah memiliki
pengertian suatu kepercayaan dan keyakinan yang menyatakan bahwa Allah SWT itu
adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak
ada sesuatu apapun yang menyerupai-Nya (Mubarrak, 2010: 161). Dalam
perkembangannya, akidah bernegasi menjadi suatu kajian keilmuan islam dengan
“julukan” Ilmu Tauhid atau Ilmu Kalam – yang membahas segala tentang Kalam
Allah, qadim atau hadis. Selain dua “julukan” diatas, beberapa ahli juga
memberikan sebutan sebagai Ilmu Usluhuddin karena objek kajiannya adalah
masalah pokok keagamaan.
Perkembangan selanjutnya, ilmu kalam dijadikan sebagai
seuatu ilmu hasil ijtihad para ahli dibidang tertentu. Tujuannya tentu saja
memperthankan akidah dan keimanan dalam menggunakan akal fikiran. Hasil kerja
dari para Mujtahid yang memiliki stuktur kognisi yang berbeda-beda, menyebabkan
munculnya kecendrungan yang berbeda-beda pula. Akibatnya, muncul berbagai
aliran dan mazhab yang men-tajir-kan khazanan ke-intelektualan Islam. Sayangnya,
kebanyakan munculnya aliran-aliran tersebut banyak dibumbui oleh faktor politik
daripada faktor fundamental lainnya. Berikut adalah beberapa rincian
perkembangan dan jenis-jenis aliran dalam Islam:
·
Khawarij,
adalah golongan penentang Arbitrase –
diartikan sebagai Takhim – antara Ali dan Muawiyah dalam perang Shifin. Aliran ini
lahir karena perselisihan antara Muawiyah dan Ali. Ketika itu Muawiwah tidak
terima atas pengangkatan Ali Bin Abi Thalib sebagai khalifah. Pemahaman yang
ekstrim dari aliran ini adalah sering mengkafirkan orang-orang yang dianggap
pernah berbuat dosa besar, dan mereka berkeyakinan bahwa orang-orang tersebut
adalah kafir dan boleh diperangi dan dibinasakan.
·
Murji’ah, aliran
ini merupakan reaksi terhadap aliran yang pertama. Golongan ini menamakan diri
mereka sebagai Murji’ah, dari kata arja’a-yarji’ui (mengharap, menyerahkan,
dan menangguhkan). Aliran ini berasumsi bahwa dosa yang dikerjakan manusia
dapat dimaafkan oleh-Nya.
·
Syi’ah,
aliran ini adalah pembela Ali bin Abi Thalib. Pengikut aliran ini percaya bahwa
umat islam harus dipimpin oleh Ahl al-Bait, yaitu keturunan Nabi melalui
Fatimah al-Zahra’ dan Ali Bin Abi Thalib – Hasan dan Husein. Dalam
perkembangan, aliran ini terpecah menjadi beberapa bagian, seperti Syi’ah
Istna-Asyariyah, Ismailiyah atau Sab’iyyah, Zahidiyah, Ja’fariyah, dan
sebagainya.
·
Jabariyah,
aliran ini dipelopori oleh al-Ja’ad bin Dirham dan yang mengembangkan adalah
Jaham Bin Sofyan. Golongan ini berkeyakinan bahwa manusia tidak mempunyai
kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Dalam kamus orang
barat, faham ini dikenal dengan Fatalism atau
Predestination.
·
Qadariah,
adalah wujud perlawanan dari aliran Jabariyah, golongan ini memiliki keyakinan
bahwa manusia memiliki kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan
hidupnya
Subscribe to:
Posts (Atom)
RESTORASI ARSIP KONVENSIONAL
RESTORASI ARSIP KONVENSIONAL Hasil Obervasi Restorasi Arsip Nasional RI dan Sinematek Indonesia Iswanda Fauzan S. ( LIS Rese...
-
BAGIAN II – Demo & Lapar Setelah beberapa menit beregangkan otot di rest area , saya pun meninggalkan Heathrow Airport ...
-
--> Dua hari sebelum wawancara dengan Oki Setiana Dewi, saya melanyangkan sms singkat kepadanya. “Maaf, kak Oki, saya Oejank dari me...