“Crito,aku
berhutang seekor ayam kepada Aesculaap, jangan lupa membayarnya kembali.”
Kata Sokrates. “Utang itu akan dibayar.” Jawab Crito, “Adakah pesan yang lain?”
Suasana berubah hening. Sokrates dengan tenang berkata, “Tidak ada.” Tidak
berselang lama, datang seorang pelayan penjara mengangkatkan kain yang menutupi
Sokrates. Matanya terbuka dengan tiada bercahaya lagi. Crito menutupkan
mulutnya dan matanya.
Paragraf di atas adalah potongan antiklimaks
dari kisah hidup seorang pelopor filsafat klasik di Yunani, Sokrates. Lahir
dari rahim seorang bidan yang bersuamikan pengerajin patung, Sokrates hidup
ketika ajaran Sofisme sedang berjaya di Atena. Sokrates lahir pada tahun 470 SM
dan meninggal pada 399 SM. Masa muda Sokrates dihabiskan dengan membantu
bapaknya sebagai pematung, sebelum akhirnya memutar haluan. Dari membentuk batu
menjadi patung, ia membentuk watak manusia. Ia merupakan filsof dengan coraknya
sendiri. Hidupnya adalah filosofinya. Sokrates tidak pernah menulis ajaran,
melainkan dilakukannya dengan perbuatan, dengan cara hidup. Tujuan filosofi
Sokrates adalah mencari kebenaran yang berlaku untuk selama-lamanya.