Tanganku memucung melebar dengan sayap lima
Menyapa sumpah-sumpah yang tak kunjung reda
Buaian bui terkatung-katung lemah menyerah
Menengadah dibalik lembaran pundi haram
Kanan dan kiri
Atas dan Bawah, lagi
Terkebiri riangnya tirani
Terkubur subur bak pandemi
Disini tak berdiri
Disana sekedar sampah
Jelatah merayap mengais rejeki
Baginda berlomba menyapa tahta
Sakit tukar sulit
Miskin tukar aking
Bodoh tukar sinting
Pintar tertukar asing
Aku muda kini
Kau mati nanti
Kami warisi sulitmu
Kalian matilah dulu
Maaf aku lantang
Egoku makin matang
Siaplah untuk ku tantang
Ajalmu akan datang
Aku muda kini
Sebentar lagi kau mati
Wariskan Negeri ini pada kami
Kalian pasti ku ampuni
Maaf aku kasar
Sadarku lebih pintar
Yakin kau gusar
Segera kau akan terkapar
-----
Serpong, 3 Juli 2011
Mang Oejank Indro
Menyapa sumpah-sumpah yang tak kunjung reda
Buaian bui terkatung-katung lemah menyerah
Menengadah dibalik lembaran pundi haram
Kanan dan kiri
Atas dan Bawah, lagi
Terkebiri riangnya tirani
Terkubur subur bak pandemi
Disini tak berdiri
Disana sekedar sampah
Jelatah merayap mengais rejeki
Baginda berlomba menyapa tahta
Sakit tukar sulit
Miskin tukar aking
Bodoh tukar sinting
Pintar tertukar asing
Aku muda kini
Kau mati nanti
Kami warisi sulitmu
Kalian matilah dulu
Maaf aku lantang
Egoku makin matang
Siaplah untuk ku tantang
Ajalmu akan datang
Aku muda kini
Sebentar lagi kau mati
Wariskan Negeri ini pada kami
Kalian pasti ku ampuni
Maaf aku kasar
Sadarku lebih pintar
Yakin kau gusar
Segera kau akan terkapar
-----
Serpong, 3 Juli 2011
Mang Oejank Indro
No comments:
Post a Comment