Dari Pemberontakan Desembris 1825 hingga
Revolusi Oktober 1917
Awal abad XIX merupakan titik balik bangsa Rusia
dalam proses mencari “Ide Rusia”. Pada masa ini, gerakan revolusioner mulai
bermunculan. Kalangan yang menjadi motor pergerakan revolusi ini berasal dari
berbagai macam profesi, terutama mahasiswa dan buruh. Kelompok pergerakan ini
kemudian dikenal dengan sebutan Raznochintsy.
Situasi ini kemudian menjadi masa revolusioner dalam sejarah Rusia. Pada masa
ini, isu yang berkembang adalah anti-Tsar, anti-Feodalisme dan perbudakan. Pada
umumnya pergerakan revolusi dilakukan dengan menyebar literatur-literatur
subversif dan aktivitas ilegal lainnya.
Pemberontakan
Desembris 1825
Gerakan ini merupakan perlawanan pertama yang
berusaha menentang kekuasaan Tsar. Pihak yang terlibat pada gerakan ini adalah
perwira muda yang melakukan perlawanan di alun-alun ibu kota Rusia, St.
Peterburg. Meskipun berhasil menguasai kota tersebut, gerakan ini tidak
bertahan lama. Namun demikian, gerakan ini merupakan pemicu gerakan-gerakan
revolusioner lainnya di Rusia. Para ahli sejarah menyatakan bahwa kegagalan
gerakan Desembris 1825 disebabkan oleh tidak adanya konsep dan pemimpin yang
jelas. Hal lain yang menyebabkan gerakan ini gagal adalah pandangan yang dibawa
bersifat kebarat-baratan.
Pada masa ini, banyak golongan/kaum Marxis untuk
memulai gerakan dan penyebaran ideologi demokratis yang menyasar mahasiswa dan
kaum buruh. Penyebaran faham Marxisme diantaranya adalah P.L. Lavrov
(1823-1900), P.N Tkachev (1844-1885), G. Plekhanov (1857-1918), Pavel Akselrod
(1850-1928), dan Lenin (1870-1924). Lavrov dan Tkachev mencanangkan pembutukan kelompok
minoritas yang profesional guna melakukan pergerakan atas nama rakyat. Plekhanov
mendirikan kelompok Marxis dengan nama “Pembebasan Pekerja” di Jenewa pada
1883. Ia meramalkan bahwa kapitalisme akan melahirkan golongan proletariat –
dan akan memimpin revolusi. Oleh karena itu, ia menganggap perlu sebuah
revolusi borjuis demokrat guna menegaskan tujuan kelompok revolusioner.
Revolusi 1905-1907
Setelah kalah dalam peperangan melawan Jepang
(1904-1905), Rusia kembali diguncang peristiwa revolusi Borjuasi-Demokrat.
Peristiwa ini diawali dengan serangkaian kejadian tragis yang memakan banyak
korban jiwa. Diawali dengan peristiwa di St. Peterburg yang melibatkan kelompok
Tsarisme dan kelompok Revolusioner. Peristiwa yang dikenal sebagai “Minggu
Berdarah” tersebut memicu berbagai aksi mogok massal di beberapa kota besar. Tujuan
utama revolusi ini selain merombak sistem otokrasi dan penuntutan pembentukan
republik demokrasi, juga melanjutkan cita-cita pergerakan sebelumnya, yaitu
penghapusan kelas bangsawan, tuan tanah, dan feodalisme – yang berlaku pada
masa Tsar.
Tahapan revolusi ini terbagi menjadi tiga bagian
penting. Seperti dijelaskan Fahrurodji (2005) dalam buku Rusia baru Menuju Demokrasi: PengantarSejarah dan Latar Belakang
Budayanya, tiga tahapan tersebut adalah:
Pertama, maraknya pemogokan dan demonstrasi di berbagai
kota di Rusia, serta tertbentuknya – pertama kali – Dewan Perwakilan Pekerja di
kota Ivanovo-Voznesenks.
Kedua,
tahap ini ditandai dengan peristiwa
mogok nasional pada bulan Oktober yang kemudian diikuti keluarnya Manifesto
Tsar (17 Oktober).
Ketiga,
tahap ini ditandai dengan
terjadinya dua kali pembentukan Dumai Negara pada 27 April – 8 Juli 1906 dan 20
Februari – 2 Juni 1907).
Revolusi
Februari 1917
Revolusi ini juga dikenal sebagai revolusi
Borjuis-Demokratis 1917. Kondisi krisis dari kalangan bawah dan kalangan atas
menyebabkan revlousi ini bergejolak. Banyak ahli percaya rvolusi ini memiliki
peran yang penting bagi tatanan demokrasi di Rusia. Pasalnya, revolusi ini
mengakhiri kekuasaan monarki Rusia serta memutus dominasi kekuasaan Dinasti
Rumanov.
Pecahnya revolusi ini ditanadi oleh peristiwa yang
terjadi pada 22 Februari, yaitu pemberhentian sekitar 30.000 pekerja di
Petrograd. Kejadian tersebut mengakibatkan pemogokan besar-besaran tanggal 23 –
25 Februari, hal ini memicu aksi pembelaan dari para tentara – yang seharusnya menghentikan pemogokan – untuk
bergabung dan memihak para pendemo.
Akibat lain dari revolusi ini adalah semakin
kentalnya konfik kekuasaan di Rusia. Pada masa revolusi kekuatan pemetintahan
di Rusia terpecah menjadi dua kubu yang bersebrangan, yaitu antara Pemerintahan
Sementara melawan Dewan Pekerja yang didukung Prajurit Petrograd. Kondisi
dualisme kekuasaan/kekuasaan ganda (Dvoyevlastie)
ini berakhir ketika terjadi peristiwa demonstrasi yang dilakukan oleh para
tentara, pelaut, dan pekerja pada 3-4 Juni 1917. Akhir dari demonstrasi ini
adalah terbentuknya Pemerintahan Koalisi Kedua yang dipimpin oleh Aleksandr
Kerensky.
Revolusi Oktober
1917
Aktor utama yang menjadi motor penggerak revolusi
ini adalah Lenin. Revolusi ini dimulai dengan cara penguasaan alat-alat vital
negara yang dilakukan oleh golongan Bolshevik lalu dilanjutkan dengan
penyerangan Istana Musim Dingin – yang dianggap sebagai lambang kekuasaan Pemerintahan
Sementara. Tanggal 10 Oktober 1917, Komite Sentral RSDRP(B) mengeluarkan
resolusi mengenai pemberontakan bersenjata yang berujung penentangan dari
tokoh-tokoh komunis. Namun, penentangan tersebut dikalahkan oleh Lenin yang
menegaskan pengambilan kekuasaan dengan kekuatan senjata. Peristiwa penting
yang terjadi selama revolusi ini adalah Kudeta Petrograd dan Sidang Soviet
seluruh-Rusia II.
Kudeta Petrograd, poin penting peristiwa ini adalah
tuntutan rakyat yang berisi seputar pembentukan perdamaian yang demokratis,
penghapusan kepemilikan tanah, pengenalan kontrol pekerja atas produksi, dan
pembentukan Pemerintahan Soviet. Sedangkan Sidang Soviet seluruh-Rusia II
mengahilkan pembentukan Pemerintahan Soviet / Soviet Komisaris Rakyat (SNK)
yang dipimpin Lenin.; pembentukan Komite Sentral Eksekutif Seluruh Rusia
(VtsIK) dengan ketua Lev Kamenev. Selain itu, Sidang ini juga melahirkan dua
dekrit menyangkut tanah (zemlya) dan
dekrit perdamaian (mir).
Daftar Rujukan:
Fahrurodji,
Ahmad. 2005. Rusia Baru Menuju Demokrasi:
Pengantar Sejarah dan Latar Belakang Budayanya. Jakarta: Yayasan Obor.
Perrie, Maureen. 2006. The Cambridge History of Rusia Vol. I From Early Rus’ to 1689. Cambridge:
Cambridge Universitiy Press.
Suny, Ronald Grigor. 2006. The Cambridge History of Rusia Vol. III The Twentieht Century. Cambridge:
Cambridge Universitiy Press.
No comments:
Post a Comment